Kamis, 08 Desember 2011
Mutiara Syi'ir
Awali hari kita dengan keyakinan:
يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلاَ يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ (سورة النساء:108)
mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka. (Q.S. An-Nisa:108)
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ اْلأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ. (صحيح مسلم ج:1 ص:520 رقم:1162)
Dari Abu Qatadah Al-Anshari r.a, sesungguhnya Rasulullah saw. pernah ditanya tentang shaum hari Asyura, maka beliau bersabda,’Akan menghapus (dosa) tahun yang telah lalu. (Shahih Muslim,I:520 no.1162)
قَالَ الطِّيْبِيُّ رَحِمَهُ اللهُ: إِنَّ اْلأَوْقَاتِ وَالسَّاعَاتِ كَرَأْسِ الْمَالِ لِلتَّاجِرِ، فَيَنْبَغِي أَنْ يَتْجُرَ فِيْمَا يَرْبَحُ فِيْهِ وَكُلَّمَا كَانَ رَأْسُ مَالِهِ كَثِيْرًا كَانَ الرِّبْحُ أَكْثَرُ، فَمَنْ اِنْتَفَعَ مِنْ عُمُرِهِ بِأَنْ حَسُنَ عَمَلُهُ فَقَدْ فَازَ وَأَفْلَحَ، وَمَنْ أَضَاعَ رَأْسَ مَالِهِ لَمْ يَرْبَحْ وَخَسِرَ خُسْرَانًا مُبِيْنًا. (تحفة الأحوذي،6: 512)
Ath-Thibiy rhm. berkata: “Sesungguhnya waktu-waktu (umur) itu bagaikan modal pada seorang pedagang, maka hendaklah ia berdagang sesuatu yang sekiranya ia akan mendapatkan laba padanya. Dan setiap kali yang modalnya banyak, maka labanya (keuntungannya) pun melimpah. Siapa yang memanfaatkan (mengisi) umurnya dengan amalnya yang baik, maka sesungguhnya ia akan beruntung dan selamat. Dan siapa yang menghabiskan modalnya, maka ia tidak akan beruntung, dan dia akan benar-benar merugi. (Tuhfatul Ahwadzi,VI:512)
قَالَ الْحَكِيْمُ: وَضَعَ اللهُ الْحِرْصَ فِي هَذِهِ اْلأُمَّةِ ثُمَّ زَمَّهُ فِي الْمُؤْمِنِيْنَ بِزِمَامِ التَّوْحِيْدِ وَالْيَقِيْنِ.
(فيض القدير ج: 5 ص: 446)
Al-Hakim berkata,”Allah telah meletakkan ketamakan pada ummat ini, kemudian Ia mengikatnya pada orang-orang yg beriman dengan tali kekang tauhid dan keyakinan. (Faidhul Qadir,V:446
قَالَ النَّوَوِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: اِعْلَمْ أَنَّ فَضِيْلَةَ الذِّكْرِ غَيْرُ مُنْحَصِرَةٍ فِي التَّسْبِيْحِ وَالتَّهْلِيْلِ وَالتَّحْمِيْدِ وَالتَّكْبِيْرِ وَنََحْوِهِمَا، بَلْ كُلُّ عَامِلٍ لِلَّهِ تَعَالَى بِطَاعَةٍ فَهُوَ ذَاكِرٌ لِلَّهِ تَعَالَى. (تفسير القاسمي ج:1 ص:433)
An-Nawawi rhm. Berkata,"Ketahuilah, sesungguhnya keutamaan berdzikir itu tidak terbatas pada TASBIH, TAHLIL, TAHMID, TAKBIR dll. Tetapi setiap orang yang melakukan ketaatan karena Allah Ta'ala, maka dialah orang yang berdzikit kepada Allah Ta'ala. (Tafsir Al-Qasimi,I:433)
Seorang pujangga berkata:
اَلرَّجُلُ ذُو الْمُرُوْءَةِ يُكْرَمُ عَلَى غَيْرِ مَالٍ كَاْلأَسَدِ يُهَابُ وَإِنْ كَانَ رَابِضًا
Seorang yang memiliki muru'ah (harga diri) itu dimuliakan meskipun tanpa harta, seperti singa, ditakuti meskipun ia diam
وَالنَّفْسُ كَالطِّفِلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ
Hawa nafsu itu bagaikan anak kecil; bila kau beri ia kesempatan, maka sampai besar masih senang menyusu, dan bila kau hentikan maka akan terhenti
حَاذِرْ أَنْ تَقْتُلَ وَقْتَ شَبَابِكَ فَإِنَّ لِكُلِّ قَتْلٍ قِصَاصًا
Hati-hatilah engkau membunuh masa mudamu, karena setiap pembunuhan itu ada qishash (balasan)-nya.
وَمَا الْمَوْتُ إِلاَّ سَارِقٌ دَقَّ شَخْصُهُ # يَصُوْلُ بِلاَ كَفٍّ وَيَسْعَى بِلاَ رِجْلِ
Kamatian itu tidak lain bagaikan pencuri yang tidak kelihatan jenisnya, mencabut tanpa telapak tangan dan berjalan tanpa kaki.
صَاحِ شَمِّرْ وَلاَ تَزَلْ ذَاكِرَ الْمَوْتِ فَنِسْيَانُهُ ضَلاَلٌ مُبِيْنٌ
"Wahai temanku, singsingkan lengan bajumu, dan senantiasalah ingat kematian
Karena lupa terhadapnya adalah kesesatan yang nyata
اُشْكَرِ اللهَ عَلَى السَّرَّاءِ يُنْجِيْكَ مِنَ الضَّرَّاءِ (جواهر البلاغة:187)
Bersyukurlah kepada Allah atas kemakmuran (kebahagiaan hidup), maka Dia akan menyelamatkan anda dari kesusahan (Jawahir Al-Balaaghah:187)
وَمَا الْمَالُ وَاْلأَهْلُوْنَ إِلاَّ وَدَائِعُ وَلاَبُدَّ يَوْمًا أَنْ تُرَدَّ الْوَدَائِعُ (جواهر البلاغة:102)
Tiadalah harta dan para keluarga,
Melainkan barang-barang titipan
Dan sudah tentu pada suatau hari,
Barang-barang titipan itu dikembalikan (Jawahir Al-Balaaghah:102)
اَتَيْأَسَنَّ وَكُنْ بِالصَّبْرِ مُعْتَصِمَا لَنْ تَبْلُغَ الْمَجْدَ حَتَّى تَلْعَقَ الصَّبِرَا
(جواهر البلاغة:145)
Janganlah engkau berputus harapan,
Dan jadilah orang-orang yang memegang kesabaran,
Engkau tidak akan mencapai kemuliaan
Sehingga engkau menelan kepahitan (Jawahir Bagaghah:145
كَانَ عِمْرَانُ بْنُ حِطَّانَ اَلْخَارِجِيُّ مِنْ أَدَمِّ بَنِي آدَمَ وَامْرَأَتُهُ مِنْ أَجْمَلِهِمْ، فَأَجَالَتْ فِي وَجْهِهِ نَظْرَهَا يَوْمَا، ثُمَّ تَابَعَتْ: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، فَقَالَ: مَالَكِ؟ قَالَتْ: حمِدْتُ اللهَ عَلَى أَنِّي وَإِيَّاكَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ. قَالَ: كَيْفَ؟ قَالَتْ: لِأَنَّكَ رُزِقْتَ مِثْلِي فَشَكَرْتَ وَرُزِقْتُ مِثْلَكَ فَصَبَرْتُ، وَقَدْ وَعَدَ اللهُ الْجَنَّةَ عِبَادَهُ الشَّاكِرِيْنَ وَالصَّابِرِيْنَ. (التفسير المنير ج:3 ص:301)
‘Imran bin Hiththan Al-Khorijiy termasuk anak Adam yang terburuk mukanya, sedangkan istrinya termasuk yang paling cantik. Kemudian pada suatu hari ia (istrinya) mengisarkan penglihatanya pada wajah suaminya, kemudian mengucapkan: “Alhamdulillah”. Lalu ia (suaminya) bertanya, ’Kenapa?” Ia menjawab,”Aku memuji Allah karena aku bersamamu termasuk ahli surga. Ia bertanya, ’Bagaimana?” Ia menjawab,’Karena kamu diberi rezeki (istri) sepertiku, lalu kamu bersyukur, dan aku diberi rezeki (suami) sepertimu, lalu akau bersabar. Dan sungguh Allah menjanjikan surga terhadap hamba-hambanya yang syukur dan shabar. (At-Tafsirul-Muniir,III:307)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: قَلْبُ الشَّيْخِ شَابٌّ عَلَى حُبِّ اثْنَتَيْنِ: طُولُ الْحَيَاةِ وَحُبُّ الْمَالِ. (صحيح مسلم ج:1 ص:460 رقم:1046، سنن الترمذي ج:4 ص:151 رقم:2345)
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda,”Hati orang yang lanjut usia itu tetap muda dalam mencintai dua perkara; (yaitu) panjang umur dan cinta harta”. (Shahih Muslim,I:460 no.1046, Sunan At-Tirmidzi,IV:151 no.2345)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar